Mimbar Dakwah Sesi 144 : “Sholat Jama dan Qashar”

Oleh :
Yudi Yansyah S.Pd.i
Penyuluh Agama
Islam Kecamatan Bojong Genteng
Kementerian Agama
Kabupaten Sukabumi
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
اِنَّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ
وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ
يَهْدِىاللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِىَلَهُ، أَشْهَدُ اَنْ
لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ لاَنَبِىَّ بَعْدَهُ، اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَهُ.
أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَقْوَى
اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّاقَدَّ
مَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوْا اللهَ اِنَّ اللهَ خَبِيْرٌ بِمَا تَعْمَلُوْنَ (الحسر:
18)
Hadirin rohimakumulloh
Puji syukur kehadirat Allah Swt.
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kita dapat hadir dalam
keadaan sehat wal’afiat. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada
Rasulullah SAW, yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang
Islamiyyah.
Hadirin rohimakumulloh
Jamak menurut bahasa artinya
mengumpulkan, sedangkan menurut istilah ialah mengumpulkan dua shalat fardlu
yang dikerjakan dalam satu waktu dan dikerjakan secara berturut-turut.
Misalnya, mengerjakan shalat zhuhur dan ‘ashar pada waktu shalat zhuhur.
Pertama mengerjakan shalat zhuhur dan setelah selesai dilanjutkan dengan shalat
‘ashar tanpa terpisah oleh dzikir atau kegiatan lainnya.
Shalat jamak merupakan salah satu
kemudahan atau keringanan (rukhsah) yang diberikan Allah Swt kepada umat Nabi
Muhammad SAW. Shalat jamak pernah dilaksanakan oleh Rasulullah SAW. Dalam
hadits riwayat ibnu Umar dikatakan:
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا ارْتَحَلَ
قَبْلَ أَنْ تَزِيْغَ الشَّمْسُ أَخَرَّ الظُّهْرَ إِلَى وَقْتِ الْعَصْرِ، ثُمَّ نَزَلَ
يَجْمَعُ بَيْنَهُمَا فَإِنْ زَاغَتِ قَبْلَ أَنْ يَرْتَحِلَ صَلَّى الظُّهْرَ ثُمَّ
رَكِبَ (رواه البخارى)
“Dari
Anas ra, ia berkata, “Apabila Rasulullah SAW berangkat menuju perjalanan
sebelum tergelincir matahari, beliau akhirkan shalat zhuhur ke waktu ‘ashar.
Kemudian beliau berhenti untuk menjamak shalat keduanya. Dan jika matahari
tergelincir sebelum ia berangkat, maka beliau shalat Zhuhur terlebih dahlu
kemudian naik kendaraan.” (HR. Bukhari)
Hadirin rohimakumulloh
Shalat fardlu yang boleh dijamak
yaitu : Shalat zhuhur dijamak dengan ‘ashar dan Shalat maghrib dijamak dengan
‘isya.
Adapun shalat shubuh tidak boleh
dijamak dengan shalat lainnya dan tetap dilaksanakan pada waktunya sendiri,
walaupun dalam kendaraan. Demikian pula shalat ‘ashar tidak boleh dijamak
dengan ‘isya ataupun maghrib.
Hadirin rohimakumulloh
Menjamak shalat hukumnya mubah,
artinya diperbolehkan menjamak bagi orang-orang yang memenuhi syarat-syarat
sebagai berkut:
Pertama, musafir atau dalam
perjalanan, dengan jarak minimal 81 km (menurut kesepakatan sebagian besar
ulama). Kedua, bukan dalam perjalanan maksiat. Ketiga, dalam keadaan ketakutan,
seperti sakit, hujan lebat, angin topan atau bencana alam lainnya.
Syarat ketiga berlaku bagi orang
yang senang melaksanakan shalat berjama’ah di masjid
Hadirin rohimakumulloh
Shalat jamak terbagi dua bagian,
yaitu: Pertama, Jamak Takdim ialah
mengumpulkan dua shalat fardlu untuk dikerjakan bersama-sama pada waktu shalat
yang pertama. Misalnya, zhuhur dengan ‘ashar dilaksanakan pada waktu zhuhur,
maghrib dengan ‘isya dilaksanakan pada waktu maghrib.
Syarat jamak takdim adalah:
1.Dimulai dari shalat yang pertama.
2.Niat jamak pada waktu shalat
yang pertama
3.Berturut-turut antara shalat
pertama dengan shalat yang kedua.
4.Masih dalam perjalanan.
Kedua, Jamak Takhir adalah mengumpulkan dua shalat fardlu untuk
dikerjakan secara bersama-sama pada waktu shalat yang kedua. Misalnya, zhuhur
dengan ‘ashar dilaksanakan pada waktu 'ashar, maghrib dengan ‘isya dilaksanakan
pada waktu ‘Isya.
Syarat Jamak Takhir adalah:
1.Niat menjamak setelah tiba waktu shalat yang pertama. 2.Kedua shalat
dikerjakan masih dalam perjalanan
Niat shalat Jamak
Pertama, Jamak Takdim:
1) Zhuhur dengan ‘ashar
- Niat
shalat zhuhur
أُصَلِّيْ فَرْضَ الظُّهْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ
مَجْمُوْعًا بِالْعَصْرِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ للهِ تَعَالَى
“Sengaja
aku shalat zhuhur empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takdim dengan ‘ashar
karena Allah Ta’ala.”
- Niat
shalat ’ashar
أُصَلِّيْ فَرْضَ الْعَصْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ
مَجْمُوْعًا بِالظُّهْرِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ للهِ تَعَالَى
“Sengaja
aku shalat ‘ashar empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takdim dengan zhuhur
karena Allah Ta’ala.”
2) Maghrib dengan ‘Isya
- Niat
shalat maghrib
أُصَلِّيْ فَرْضَ الْمَغْرِبِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ
مَجْمُوْعًا بِالْعِشَاءِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ للهِ تَعَالَى
“Sengaja
aku shalat maghrib empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takdim dengan ‘Isya
karena Allah Ta’ala.”
- Niat
shalat ‘Isya
أُصَلِّيْ فَرْضَ الْعِشَاءِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ
مَجْمُوْعًا بِالْمَغْرِبِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ للهِ تَعَالَى
“Sengaja
aku shalat ‘Isya empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takdim dengan maghrib
karena Allah Ta’ala.”
Kedua, Jamak Takhir:
1) Zhuhur dengan ‘Ashar
- Niat
shalat zhuhur
أُصَلِّيْ فَرْضَ الظُّهْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ
مَجْمُوْعًا بِالْعَصْرِ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ للهِ تَعَالَى
“Sengaja
aku shalat zhuhur empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takhir dengan ‘ashar
karena Allah Ta’ala.”
- Niat
shalat ’ashar
أُصَلِّيْ فَرْضَ الْعَصْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ
مَجْمُوْعًا بِالظُّهْرِ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ للهِ تَعَالَى
“Sengaja
aku shalat ‘ashar empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takhir dengan zhuhur
karena Allah Ta’ala.”
4) Maghrib dengan ‘Isya
- Niat
shalat maghrib
أُصَلِّيْ فَرْضَ الْمَغْرِبِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ
مَجْمُوْعًا بِالْعِشَاءِ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ للهِ تَعَالَى
“Sengaja
aku shalat maghrib empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takhir dengan ‘isya
karena Allah Ta’ala.”
- Niat
shalat ‘Isya
أُصَلِّيْ فَرْضَ الْعِشَاءِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ
مَجْمُوْعًا بِالْمَغْرِبِ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ للهِ تَعَالَى
“Sengaja
aku shalat ‘isya empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takhir dengan maghrib
karena Allah Ta’ala.”
Hadirin rohimakumulloh
Mempraktikan shalat jamak takdim
:
Misalnya, seseorang dalam
perjalanan jauh ingin menjamak shalat zhuhur dengan ‘ashar, maka yang harus ia
lakukan adalah:
1) Kerjakan shalat zhuhur terlebih dahulu sebagaimana
mestinya dengan lafazh niat yang telah disampaikan di atas.
2) Setelah selesai shalat zhuhur kerjakan shalat ‘ashar
secara langsung tanpa harus diselingi oleh kegiatan lainnya, seperti dzikir
maupun shalat sunat.
Praktek Jamak Takhir:
Misalnya, seseorang dalam
perjalanan jauh ingin menjamak shalat zhuhur dengan ‘ashar, maka yang harus ia
lakukan adalah:
1) Ketika datang waktu shalat pertama, yaitu zhuhur, lakukan niat dalam hati bahwa ia akan
mengakhirkan shalat zhuhur ke waktu shalat ‘ashar.
2) Ketika datang waktu shalat kedua, yaitu shalat ‘ashar,
kerjakan shalat mana saja yang ingin didahulukan (‘ashar atau zhuhur).
Misalnya, yang didahulukan ‘ashar.
3) Setelah selesai shalat yang paling pertama selesai
(‘ashar), lanjutkan dengan shalat zhuhur tanpa diselingi oleh kegiatan lain.
Hadirin rohimakumulloh
Qashar artinya meringkas atau
memendekan. Qashar shalat adalah meringkas raka’at shalat fardlu empat raka’at
menjadi dua raka’at. Shalat fardlu yang boleh diqashar adalah zhuhur, ‘ashar
dan ‘isya. Sedangkan maghrib dan shubuh tidak boleh diqashar.
Firman Allah Swt :
وَإِذَا ضَرَبْتُمْ فِي اْلأرْضِ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَقْصُرُوْا
مِنَ الصَّلاةِ إِنْ خِفْتُمْ أَنْ يَفْتِنَكُمُ الَّذِينَ كَفَرُوْا إِنَّ الْكَافِرِيْنَ
كَانُوا لَكُمْ عَدُوًّا مُّبِينًا (النساء:١٠١)
“Dan
apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu mengqashar
sembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya
orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. An-Nisa:101)
Hadirin rohimakumulloh
Hukum melaksanakan qashar shalat
adalah pertama, jawaz (boleh), apabila perjalanan telah mencapai jarak yang
diperbolehkan melakukan qashar, namun belum mencapai jarak 81 km. Dalam kondisi
ini yang lebih utama adalah tidak melakukan Qashar shalat. Kedua, afdlal (lebih
utama), apabila jarak perjalanan sudah mencapai 81 km atau lebih. Ketiga, wajib
apabila waktu shalat tidak cukup digunakan untuk melakukan shalat, kecuali
dengan cara qashar.
Shalat boleh diqashar syaratnya,
yaitu:
Pertama, jarak yang ditempuh
telah mencapai 81 km. Kedua, mengetahui diperbolehkanya mengqashar
shalat.Ketiga, bepergian tidak untuk tujuan maksiat.
Keempat, bepergian dengan tujuan
daerah tertentu, sehingga seorang musafir yang tidak mempunyai tujuan daerah
tertentu, tidak diperbolehkan qashar shalat. Kelima, niat mengqashar shalat.
Lafazh niat qashar
أُصَلِّيْ فَرْضَ الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ قَصْرًا
للهِ تَعَالَى
“Sengaja
aku shalat zhuhur dua raka’at, menghadap qiblat dengan qashar karena Allah
Ta’ala.”
Keenam, tidak ragu dalam
mengqashar shalat.
Ketujuh, tidak bermakmum kepada
orang yang menyempurnakan shalat.
Kedelapan, masih dalam
perjalanan. Kesembilan, telah melewati tapal batas daerah sendiri.
Hadirin rohimakumulloh
Shalat jamak qashar adalah shalat
fardlu yang dijamak dan sekaligus diqashar. Artinya, dua raka’at shalat fardlu
yang diqashar dikerjakan dalam waktu sekaligus.
Orang yang diperbolehkan
mengqashar shalat adalah orang-orang yang sedang dalam perjalanan jauh.
Sedangkan halangan lain, seperti sakit, hujan lebih ketika berjama’ah di mesjid
tetap diperbolehkan mengerjakan shalat jamak qashar.
Niat dalam shalat jamak qashar
adalah :
1. Jamak takdim qashar zhuhur dengan ‘Ashar
- Niat
shalat zhuhur
أُصَلِّيْ فَرْضَ الظُّهْرِ رَكَعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا
بِالْعَصْرِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ قَصْرَا للهِ تَعَالَى
“Sengaja
aku shalat zhuhur empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takdim qashar dengan
‘ashar karena Allah Ta’ala.”
- Niat
shalat ’Ashar
أُصَلِّيْ فَرْضَ الْعَصْرِ رَكَعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا
بِالظُّهْرِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ قَصْرَا للهِ تَعَالَى
“Sengaja
aku shalat ‘ashar empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takdim qashar dengan
zhuhur karena Allah Ta’ala.”
2. Jamak takdim qashar maghrib dengan ‘isya
Yang boleh diqashar hanya ‘Isya
saja. Niatnya sebagai berikut:
أُصَلِّيْ فَرْضَ الْعِشَاءِ رَكَعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا
بِالْمَغْرِبِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ قَصْرَا للهِ تَعَالَى
“Sengaja
aku shalat ‘isya empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takdim qashar dengan
maghrib karena Allah Ta’ala.”
3. Jamak takhir qashar zhuhur dengan ‘ashar
- Niat
shalat zhuhur
أُصَلِّيْ فَرْضَ الظُّهْرِ رَكَعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا
بِالْعَصْرِ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ قَصْرَا للهِ تَعَالَى
“Sengaja
aku shalat zhuhur empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takhir qashar dengan
‘ashar karena Allah Ta’ala.”
- Niat
shalat ’Ashar
أُصَلِّيْ فَرْضَ الْعَصْرِ رَكَعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا
بِالظُّهْرِ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ قَصْرَا للهِ تَعَالَى
“Sengaja
aku shalat ‘ashar empat raka’at menghadap kiblat, dijamak tahkir qashar dengan
zhuhur karena Allah Ta’ala.”
4. Jamak takhir qashar maghrib dengan ‘isya
Yang boleh diqashar hanya ‘isya
saja. Niatnya sebagai berikut:
أُصَلِّيْ فَرْضَ الْعِشَاءِ رَكَعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا
بِالْمَغْرِبِ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ قَصْرَا للهِ تَعَالَى
“Sengaja
aku shalat ‘isya empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takhir qashar dengan
maghrib karena Allah Ta’ala.”
Demikianlah semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum
Dibaca: 274.302 Kali

Mimbar Dakwah Sesi 144 : “Sholat Jama dan Qashar”
Kamis, 18 Pebruari 2021
Maslahah Mursalah Dalam Kedudukannya Sebagai Sumber Hukum Islam
Rabu, 29 April 2020
10 Manfaat Baca Al-quran Setiap Hari yang Luar Biasa
Senin, 15 April 2019
Mimbar Dakwah Sesi 108 : Pentingnya Menjaga Lisan Menurut Al-Qur'an Dan Hadits
Jumat, 27 November 2020
Saksi Nikah : Pengesah Akad Nikah?
Kamis, 01 Agustus 2019
Mimbar Dakwah Sesi 67 : Sebaik-baik Manusia
Kamis, 24 September 2020
Dampak Pandemi Covid -19 Terhadap Dunia Pendidikan
Kamis, 09 April 2020
Saatnya Tumaninah Dalam Shalat
Jumat, 24 Mei 2019